Selasa, 18 Desember 2012

Performance Art


Rupa'ku Mardani

BIODATA DIRI

Nama : Mardani Eko Hari Prasetyawan
Tempat/Tgl Lahir : Surakarta, 19 Mei 1983
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Surakarta
Agama : Islam
Pendidikan : S1 (Sarjana Seni)
No Telp/HP : tanya langsung ke mardani

Pendidikan Formal :
1. SD Negeri Bratan II , Pajang, Laweyan, Surakarta ( lulus tahun 1996 )
2. Madrasah Tsanawiyah Negeri II ( MTsN II ) di Surakarta ( lulus tahun- 1999 )
3. SMK Negeri 9 Surakarta ( Sekolah Menengah Seni Rupa, SMSR ) di Surakarta (lulus tahun 2002)
4. S1/Seni Rupa di Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS (seni murni/Seni lukis) ( masuk 2003 & lulus tahun 2008 )
5. Program AKTA IV ( lulus tahun 2008 )

Aktivitas Berkesenian :
Aktif mengikuti kegiatan kesenirupaan di Yogyakarta, Solo, Semarang, Bali dan sebagainya. Diantaranya mengikuti Pameran Seni Rupa, Workshop Seni Rupa, Diskusi Seni . Sering terlibat didalam kepanitiaan ( menjadi panitia pameran), bersama seniman/perupa senior Solo dan Yogjakarta. Sering terlibat sebagai Team Dewan Juri dalam berbagai Perlombaan Seni Rupa untuk anak-anak di Kota Surakarta.

2010 :
- Pameran Seni Rupa, Alumnus SMSR Surakarta" Re'Kreasi Sebuah Kotak " galery seni rupa TBJT Surakarta.
-Pameran Seni Rupa Bersama" 51 Th Sanggar Bambu " Perupa jakarta, bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Bali.di galery seni rupa TBJT Surakarta.

2009 :
- Pameran Seni Rupa “ Jejak Estetika” 50 tahun Sanggar Bambu, (bersama perupa Jakarta, Bandung, Bogor, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Yogjakarta, Solo, Malang, Surabaya, dan Bali). Di Taman Budaya Yogyakarta.
- Pameran Seni Rupa “ Warna estetika” 50 tahun sanggar bambu, bersama perupa Yogyakarta, Klaten, Solo. Di Auditorium T.B Jendela klaten.
- Pameran Seni Rupa "BEBER SENI XXI 2009, Guru lukis & gambar")se-Indonesia..di Taman Budaya Yogyakarta.

2008 :
- Pameran Lukisan “ World Heritage Cities” di city walk JL. Slamet Riyadi Surakarta (depan Solo Grand Mall).
- Pameran Seni Rupa “ Dinamika Exspresi Solo Heritage 2008’’ Perupa Solo, Klaten, Yogyakarta. Di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta.
- Pameran Seni Rupa Bersama, Mahasiswa “Jurusan Seni Rupa Murni”
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta.
- Pameran Seni Rupa Bersama “ Dinamika Estetika” perupa Yogyakarta, Solo, Klaten. Di Taman Budaya Yogyakarta.
- Pameran Sketsa “Sketch Exhibition, Hitam Putih Solo” Perupa Solo-Klaten-Yogyakarta di Balai Soedjatmoko (T.B. Gramedia) Surakarta.

2007 :
- Pameran Seni Rupa “ Ekspresi Joglosemar” Perupa Jogja-Solo-Semarang, di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta.

2006 :
- Pameran Seni Rupa Bersama “Menggambar dan Drawing” kelompok Banyak Gores (STSI, UNS), di Taman Budaya Jawa Tengah.
- Pameran Sketsa Bersama “Skheddios Extempore” mahasiswa (STSI, UNS, ISI jogja). Di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta.

2005 :
- Pameran Seni Lukis dan Seni Grafis “In The Begining” Perupa Muda UNS angkatan 2003, di T.B. Gramedia Surakarta (Balai Soedjatmoko).

2004 :
- Pameran Seni Rupa “Seni Rupa dipaksa Pentas” di Student Center UNS.
- Pameran Seni Rupa Bersama “Guru dan Alumnus SMSR Solo” di Galeri/ Ruang Pamer Tidak Tetap, SMSR Surakarta.
- Pameran Seni Rupa Bersama “Mahasiswa Jurusan Seni Rupa Murni” UNS, di Galeri Seni Rupa UNS.

2002 :
- Pameran Seni Rupa Bersama “Tugas Akhir, SMSR/SMKN 9 Surakarta” Siswa –Siswi SMSR Surakarta/SMKN 9 Surakarta.

Siswa Berkarya


Pentingnya Pendidikan Seni Rupa


Pendidikan seni berperan penting untuk perkembangan belahan otak bagian kanan
Banyak masyarakat kita (para orang tua) yang menganggap bahwa pelajaran seni khususnya seni rupa, bukanlah pelajaran penting. Apalagi bila ditinjau dari segi ekonomisnya. Karena pelajaran seni rupa selalu dihentikan dengan biaya yang besar. Sementara di pihak lain secara praktis pendidikan seni rupa dianggap tidak menghasilkan keuntungan material yang memadai.
Ditambah lagi tentang pengalaman berkesenian seseorang yang tidak memberikan jaminan apa-apa secara material. Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kehidupan seorang seniman tidak menjamin kemapanan secara materi. Banyak seniman yang punya nama besar, tetapi tetapi tetap hidup miskin. Sehingga banyak orang tua yang melarang anaknya untuk menjadi seniman. Kecuali jika hanya sebagai hobi
Sementara bagi siswa sendiri pelajaran seni rupa adalah suatu yang harus diiringi dengan bakat. Jika tidak berbakat bagaimanapun cara belajarnya hasilnya tetap tidak akan bagus.
Dewasa ini diberbagai sekolah jam pelajaran untuk berkesinambungan diperkecil. Bahkan di beberapa sekolah unggul ada yang sudah dihapuskan sama sekali. Padahal menurut Prof. Ramesh Ganta (Kakatia University) “Bahwa bangsa yang menggusur pendidikan seni dari kurikulum sekolahnya akan menghasilkan generasi yang berbudaya kekerasan di masa depan, karena kehilangan kepekaan untuk membedakan nuansa baik dan nuansa buruk” (Disampaikan pada kongres international society for education through art di Asia Pasifik tahun 1994).
Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Paris, bila diteliti silabus pelajarannya ada mata pelajaran yang membantu anak lebih banyak mengetahui tentang seni : yaitu art dan mitologi. Anak-anak di sana tidak hanya tahu tentang keindahan sebuah lukisan yang terpajang tetapi juga mengetahui latar belakang pelukisnya atau perspektif sejarah ketika lukisan itu digoreskan di atas kanvas. Hal inilah barangkali yang membuat orang-orang Amerika mempunyai apresiasi yang cukup tinggi. Sejak kecil mereka dididik untuk mencintai museum dan karya seni.
Nah cobalah tanya anak-anak pelajar yang ada di sekitar kita, dalam setahun berapa kali sudah mengunjungi museum? Atau sudah berapa kalikah kita membawa anak ke museum dan pameran seni rupa? Atau bila lebih jeli, silahkan intip kurikulum sekolah anak kita, adakah di dalamnya terselip study ke museum? Mengunjungi pameran lukisan dan patung? Menghadiri pementasan teater? Menikmati musik daerah? Saluang atau Gamad atau Rabab dan Randai?
Harus kita akui dan perlu kita sadari bersama bahwa operasi seni dan budaya adalah salah satu elemen yang memperhalus karakteristik seseorang. Dilandasi kenyataan tersebut sangat penting artinya memberikan pendidikan seni rupa terhadap tumbuh kembang anak antara lain :
  1. Pendidikan seni rupa mampu memberikan kebebasan tanpa paksaan dalam pengalaman batin anak.
  2. Pendidikan seni rupa merupakan pendidikan ekspresi sebagai upaya pencerdasan anak dalam membentuk mental yang sehat jasmani dan rohani, berdisiplin penuh tanggung jawab, kritis bijaksana, berbudaya dan memiliki perasaan halus terhadap berbagai persoalan yang lahir di sekitarnya.
  3. Pendidikan seni rupa mampu menghidupkan fantasi, melatih ketangkasan berfikir diiringi ketajaman penghayatan terhadap alam sekitar serta lingkungan dimana anak-anak berada.
  4. Pendidikan seni rupa mampu mendatangkan jiwa dan raga anak-anak hingga kelak mencintai daerahnya dengan dilandasi nilai estetis dan artistik.
Lesunya berbagai cabang seni budaya luhur kita antara lain, karena absennya apresiasi masyarakat terhadap seni. Mungkin saja cara pengajaran dan pendidikan seni budaya kita baru sampai pada permukaan, belum menukik ke inti, yang membuat masyarakat kita memberikan penghargaan tinggi pada karya seni dan budaya kita.